Sumatera Utara
alternativesSumatera Barat
NahdlatulUlama (NU) berdiri di Surabaya 16 Rajab 1344 H/ 31 Januari 1926, pada pra kemerdekaan, sudah menunjukan visi kebansaannya, ini dibutikan dengan perjuangan para Kyai, yang selalu mengumandangkan Indonesia Merdeka. KH. Hasyim Asy’ari sebagai Rois akbar NU pernah di tahan Jepang karena membangkang; ia tidak menyembah matahari (Saikere Unsurunsur kebudayaan tersebut dibagi menjadi tujuh unsur, yaitu bahasa, pengetahuan, organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi, ekonomi, religi, dan kesenian. Berikut penjelasan mengenai ketujuh unsur-unsur kebudayaan tersebut yang dapat menambah wawasan Anda. 2 dari 8 halaman. Ragammusik Sumatera Selatan “Kuno, Kesultanan, dan Kini” (geo musik) Musik, sebagai salah satu bidang seni, merupakan suatu kebutuhan masyarakat baik masa kini maupun masa lampau. Tidak ada suatu kebudayaan di dunia yang tidak mengenal musik[1]. Musik adalah suatu yang abstrak yang berhubungan dengan bunyi, tetapi alat musik merupakan Pakaianadat Sumatera Selatan – Propinsi Sumatera Selatan yang beribukota di Palembang ini di kenal juga dengan sebutan “Bumi Sriwijaya”.Hal ini dikarenakan pada abad ke-7 sampai abad ke-13 Masehi wilayah ini merupakan pusat kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Indonesia yakni Kerajaan Sriwijaya. Śrīwijayamerupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia pada abad ke-7-12 M. Tinggalan bangunan suci dari masa Śrīwijaya tersebar di beberapa kawasan, yaitu Muara Jambi di Jambi, Muara Takus di Riau, Bumiayu di Sumatera Selatan, hingga beberapa kelompok bangunan suci Padang Lawas di Sumatera Utara. Makara merupakan salah satu unsur oo4Vey. sumber website idntimessumsel Budaya – Indonesia memilki beragam suku dan budaya, salah satunya kita mengenal adanya sebuah suku Sumatera Selatan yang masih mewarisi budaya kerajaan. Untuk Bahasa daerah Sumatera Selatan sendiri, menggunakan Bahasa musi dan Bahasa melayu. Jumlah penduduk Sumatera Selatan 2020 memang cukup padat, tetapi kepadatan penduduk tersebut tidak berarti akan menghilangnya adat-adat yang sudah ada. Mari kita simak bersama beberapa tradisi yang menjadi ciri khasnya budaya Palembang. Melepaskan Burung sumber website detiknews Ketika hari raya imlek masyarakat sumatera selatan yang berkunjung ke vihara. Salah satunya lokasi klenteng yang ramai dipadati pengunjung yaitu vihara dewi kwan im dan berlokasi di kelurahan ulu 10 Palembang. Pertama akan dinyalakan lampu kerlap kerlip setelah itu warga akan melepaskan burung pipit supaya terbang bebas. Biasanya banyak pedagang burung yang berjualan disekitar vihara, jadi warga yang tidak memiliki burung tinggal beli disekitar. Menurut warga sekitar tradisi melepas liarkan burung akan memperlancar rezeki dan bisa menghilangkan kesialan. Ketika seseorang semakin banyak melepaskan burung, maka bisa meringankan dosa-dosa yang telah ada. Jika dipirkan melalui akal sehat, kegiatan ini dapat berdampak positif juga untuk para penjual burung sekitarnya. Tradisi ini menarik sejumlah fotografer untuk mengabadikan momen tersebut. Adat Ngobeng sumber website 1001 indonesia Sebuah tradisi yang terjadi secara turun temurun dari masyarakat Palembang, ngobeng berarti tradisi menghubungkan makanan. Biasanya tradisi ini berguna untuk pernikahan, tasyakuran, dan hari besar agama. Budaya Sumatera Selatan ini masih ada sampai sekarang, masyarakat akan datang dan duduk bersila membentuk lingkaran untuk makan bersama. Sebanyak 8 orang duduk bersila, saling berhadapan dan membentuk lingkaran. Nantinya pada tengah-tengah masyarakat yang duduk melingkar akan ada makanan yang cukup banyak. Menyediakan nasi putih, lauk pauk dan berbagai hidangan dalam satu tempat. Mempunyai filosofi untuk bergotong-royong dan meningkatkan rasa kekeluargaan. Adat ini nyaris tergantikan oleh prasmanan, namun warga Palembang selalu menerapkannya dalam kegiatan umum Adat Bekarang Iwak sumber website idntimessumsel Budaya Sumatera Selatan yang satu ini memang cukup aneh dan menarik. Menangkap ikan yang dilakukan oleh warga kelurahan Pulokerto, Gandus, Palembang. Masyarakat sekitar sungai Lacak rata-rata berprofesi sebagai penangkap ikan. Adat bekarang iwak biasanya dilakukan setiap setahun sekali oleh warga lacak. Tidak hanya menangkap ikan tetapi juga melakukan berbagai upacara ritual sebagai rasa syukur masyarakat. Sungai lacak merupakan sungai yang sangat jernih dan terdapat berbagai jenis ikan, mulai dari ikan lele, gabus, dan mujair. Kalau berhasil menangkap ikan, warga diperbolehkan membawa pulang ikannya, tetapi yang kecil-kecil saja. Untuk berbagai hasil tangkapan ikan yang besar, boleh dibawa pulang oleh pemangku adat. Boleh juga untuk dijual, lalu uang hasil penjualan digunakan untuk pembangunan masjid, bendungan, jembatan, dan lain sebagainya. Tradisi budaya Sumatera Selatan ini berlangsung setiap setahun sekali, apabila tidak terlaksana maka akan mendapat hukuman. Hukumannya berupa adanya penampakan buaya-buaya di sungai lacak. Warga sekitar berharap budaya ini akan mendatangkan rezeki yang melimpah dan menjauhkan warga dari malapetaka. Adat Tepung Tawar sumber website idntimes Budaya Sumatera Selatan selanjutnya ialah sebuah tradisi untuk menyuapkan ketan ayam dan kunyit ke seseorang. Adat tepung tawar mempunyai 3 tradisi, yaitu untuk tolak bala, perdamaian dan pernikahan. Yang pertama tepung tawar tolak bala, yakni berguna untuk keluarga yang sering mengalami sial dan kecelakaan. Budaya Sumatera Selatan ini mereka lakukan untuk meminta perlindungan kepada Allah dan sudah berjalan selama ratusan tahun. Mulai dari zaman kesultanan Palembang Darussalam sampai sekarang. Adat ini biasa dilakukan pada kediaman seorang budayawan atau seniman sepuh kota Palembang. Kedua ada tepung tawar perdamaian, yaitu sebuah budaya Sumatera Selatan yang tumbuh untuk menghindari konflik karena niat buruk yang datang dari hati. Kebiasaan untuk menghindari konflik ini juga merupakan sarana kohesi social dalam mempertahankan kesatuan dalam lingkungan maupun keluarga besar. Ketiga, yaitu tepung adat pernikahan, yang berfungsi untuk mencurahkan rasa kebahagiaan dan rasa senang terhadap manusia. Merupakan simbol pemberian doa restu bagi kesejahteraan kedua pengantin dan juga menjadi tolak balak. Adat Sedekah Rame sumber website silontong Masyarakat kabupaten Lahat menjadikan Sedekah Rame sebagai tradisi yang biasanya dilakukan para petani. Bermaksud agar hasil panen lancar dan berlimpah dalam tahap pemanenannya. Sambutan tokoh adat sebagai awal acara lalu berlanjut amanat dan doa bersama, dan penutupnya dengan acara makan bersama. Rumah Adat Limas sumber website wikipedia Budaya Sumater Selatan tidak dapat lepas dari rumah adat, pakaian adat dan tarian. Rumah linmas merupakan budaya Sumatera Selatan yang memiliki ciri khas tentang pengaruh budaya islam dan budaya melayu. Untuk luas bagunan sekitar 400 meter sampai 1000 meter persegi, tiang kayu yang tertanam pada tanah sebagai topangannya. Rumah linmas terbagai menjadi 3 bagian yaitu ruang gajah atau ruang utama, bilik tidur atau pangkeng, dan dapur atau pawon. Tepat pada bawah atap rumah linmas terdapat ruang gajah ruang utama. Ruangan ini berguna untuk musyawarah dan menjadi pusat dari rumah linmas. Untuk bagian bilik tidur pangkeng sisi kanan atau sisi kiri bagian ruangan ini masuk melewati sebuah pintu berbentuk kotak sebagai penutup. Pintu kotak itu berfungsi sebagai tempat penyimpanan perkakas. Untuk bagian pawon terletak pada bagian belakang rumah adat. Sebenarnya kata pawon tidak hanya di Sumatera saja, di pulau Jawa dapur juga bernama pawon. Rumah linmas memang memiliki banyak filosofi pada berbagai bagiannya. Pakaian adat sumber website aminah store Budaya Sumatera Selatan yang selanjutnya yakni pakaian adat Sumatera Selatan. Seperti halnya rumah adat, susunan dari atas hingga bawah tersusun rapi dan menjadi ciri khas. Ada juga mahkota yang berfungis untuk hiasan bagian kepala. Kain sangket berfungsi sebagai penutup dari bagaian ujung atas tubuh sampai ujung kaki. Pakaian adat ini berguna pada acara-acara yang bersifat sakral dan kegiatan upacara adat lainnya. Tarian khas sumber website mantabs Budaya Sumatera selatan yang terakhir yaitu tarian Sumatera Selatan. Memiliki cukup banyak jenis tarian daerah yang berguna dalam upacara-upacara tertentu. Pertama ada tari tanggai, merupakan tarian untuk para tamu-tamu penting, acara-acara formal ataupun pernikahan. Penarinya yang menggunakan tanggai terbuat dari tembaga dan diperankan oleh lima orang. Menari dengan lemah gemulai dan menggunakan pakaian adat yang membuatnya sangat menarik. Tari tanggai mempunyai filosofi bahwa masyarakat Palembang orangnya ramah, saling menghormati satu sama lain dan juga saling menghargai. Tarian ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai dengan busana yang anggun. Kalau zaman sekarang tarian ini hanya untuk dipertontonkan dalam acara pentas seni sekolah dan pagelaran seni saja. Selanjutnya tari tenun songket, merupakan tarian yang terinspirasi dari menenun kemudian melahirkan sebuah tarian adat. Kain songket menggunakan benang yang terlapisi oleh emas dan hanya untuk mempelai wanitanya. Tarian ini biasanya terdiri dari lima orang dan jumlahnya bukanlah aturan baku, sehingga para penari bisa bebas berkreasi ingin berapa orang penari.